Thursday, February 13, 2020

Budidaya Tanaman Jahe

Jahe saat ini banyak ditanam di lahan pertanian seperti tegalan maupun lahan pertanian lainnya. Seperti yang saya lihat di daerah saya saat ini banyak para petani yang beralih menanam jahe daripada tanaman yang lainnya. Salah satu penyebab beralihnya para perani beralih menanam jahe menurut saya adalah karena harganya yang cukup tinggi. Selain itu faktor lain yang menyebabkan mereka beralih ke tanaman jahe adalah jumlah permintaan jahe yang cukup banyak. Tidak ada salahnya bagi anda untuk mencoba membudidayakan tanaman ini.

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), masih sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate),

Jenis-jenis Jahe
Tanaman jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
  • Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Di Jawa Barat dikenal dengan sebutan jahe badak dan jahe gajah sedangkan di Bengkulu dikenal dengan nama jahe kombongan.
  • Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini mengandung atsiri 1,5%-3,3% dari berat ringannya. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
  • Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan. Harga jahe merah paling mahal jika dibandingkan jahe lainnya. Karena jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri sekira 2,58-2,72% dihitung atas dasar berat kering. Jahe ini lebih banyak digunakan untuk obat-obatan

Budidaya Jahe
Media Tanam
Tanaman jahe sangat cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

Tanaman jahe cocok diusahakan di lahan tegalan kering. karena bebas dari genangan air. Keberhasilan budi daya jahe sangat ditentukan oleh persiapan lahan sebelum bibit ditanam dan perlakuan Bibit selama disemai. Selanjutnya dibutuhkan perlakuan pemcliharaan berupa penyiangan. penyulaman, pembubunan, pemulsaan, pemupukan. dan pengendalian gangguan hama penyakit.

Pembuatan bedengan tanaman jahe dapat dilakukan dengan cara menggemburkan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul dan diratakan. Berdasarkan pengalaman saya, pada saat pembuatan bedengan ini sebaiknya dimasukan sisa-sisa makanan ternak atau pun sisa hasil panen seperti jerami sebagai dsar dari bedengan tersebut. Tujuannya adalah sebagai pupuk alam bagi tanaman jahe yang kita tanam. Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya tidak bagus sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.

Bibit Jahe
Untuk menghasilkan jahe yang baik, pemilihan bibit sangat penting karena sangat menentukan hasil panen nantinya. Bibit baik memilki beberapa kriteria, kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
  • Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). Biasanya bibit yang berasal dari
    Bibit Jahe Yang Baik
    pasar keadaannya kurang baik karena sudah beralih tangan dari beberapa orang sehingga kadang-kadang keadaannya juga sudah rusak.
  • Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). Bibit yang tua akan lebih baik tumbuh daripada bibit yang masih muda. Biasanya bibit muda akan cepat membusuk daripada bibit yang tua.
  • Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet. Penampilan bibit jahe yang baik dapat terlihat pada rimpangnya yang kelihatan sehat dan tidak ada cacat, baik lecet maupun busuk.
Penanaman Jahe
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam. Penanaman jahe ada yang dilakukan secara tumpangari maupun secara monokultur. Pada tulisan ini saya menggunakan pola monokultur supaya hasil lebih maksimal.

Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.

Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm menggunakan tugal untuk menanam bibit. Jahe atau benih jahe ditanam dengan tunas menghadap keatas dan jangan sampai terbalik, karena bisa menghambat pertumbuhan tanaman jahe. Jarak antar tanaman untuk jahe putih besar adalah 80cm x 40cm yang dipanen tua atau bisa juga 60cm x 40cm, Jahe merah dan jahe putih kecil ukurannya 60cm x 40cm.

Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

Pemeliharaan Tanaman
  • Penyulaman. Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman gar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.
  • Penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
  • Pembubunan. Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
  • Pemupukan. Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman
  • Waktu Penyemprotan Pestisida. Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe.